
Penulis: Muhammad Firza Akbar (Tenaga Ahli Peliputan)
Fotografer: Muhammad Firza Akbar dan Abdilah Amin (Tenaga Ahli Peliputan)
Editor: Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kelurahan Maluhu terus berperan aktif dalam menggerakkan sektor pertanian dan peternakan di wilayahnya. Sekretaris Gapoktan Kelurahan Maluhu sekaligus Sekretaris Gapoktan Tri Rukun Kelurahan Maluhu yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Wiwit Subagyo memaparkan berbagai kegiatan, tantangan, serta harapan yang tengah dihadapi oleh para petani setempat.
Dijelaskannya bahwa Gapoktan Tri Rukun Kelurahan Maluhu membawahi 14 kelompok tani yang tersebar dari RT 1 hingga RT 24. Di dalamnya termasuk Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Petani Muda (Taruna Tani), hingga kelompok Budidaya Ternak (Pokdakan). Masing-masing kelompok memiliki anggota sebanyak 25 hingga 30 orang, dengan total petani aktif diperkirakan mencapai 300 hingga 400 orang.
Baca juga : Dorong Produktivitas Pertanian Kukar, Bupati Edi Damansyah Resmikan Embung Maluhu
Kegiatan utama para petani meliputi budidaya padi, sayuran, jagung, hingga tanaman buah seperti pepaya dan pisang. Selain pertanian, beberapa kelompok juga mengembangkan sektor peternakan, seperti penggemukan kambing dan sapi, serta budidaya ikan air tawar.
Wiwit menyampaikan, “Luas lahan pertanian di wilayah ini awalnya sekitar 135 hektare. Namun seiring perkembangan pemukiman dan alih fungsi lahan saat ini hanya tersisa sekitar 110 hektare yang masih produktif, khususnya untuk sawah. Lahan lainnya digunakan untuk pertanian non-padi dan masih banyak yang belum terdata secara resmi.”
Petani di Kelurahan Maluhu menghadapi berbagai tantangan mulai dari musim penghujan dan banjir kerap merendam lahan pertanian sehingga menyulitkan proses tanam. Sementara itu pada musim kemarau, petani harus berjuang dengan kekurangan air karena sebagian besar sawah di kawasan ini merupakan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada curah hujan alami. Selain itu minimnya ketersediaan alat dan teknologi pertanian juga menjadi kendala besar yang membatasi produktivitas petani.
Di tengah berbagai keterbatasan, Wiwit mengungkapkan semangat para petani di Kelurahan Maluhu tetap tinggi. Dukungan dari pihak terkait, termasuk Pemerintah Daerah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, telah mendorong para petani untuk mulai mengembangkan komoditas pertanian alternatif. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan lokal dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Wiwit berharap agar para petani, khususnya dari kalangan generasi muda, tidak meninggalkan sektor pertanian. “Saya berharap seluruh petani untuk tetap semangat, karena hasil pertanian adalah kebutuhan dasar yang akan selalu dicari masyarakat. Untuk Pemda, saya berharap Pemda dapat memberikan perhatian lebih melalui pembinaan yang berkelanjutan dan penyediaan alat serta teknologi pertanian modern,” ujarnya.
Baca juga : Diskominfo Kukar Bahas Proses Bisnis Statistik dan Pembinaan Desa Cantik
Sebagai bagian dari upaya pengembangan kawasan, Gapoktan Tri Rukun Kelurahan Maluhu tengah merintis program agrowisata yang akan mulai diluncurkan pada awal Mei 2025 mendatang. “Program ini tidak hanya akan menampilkan hasil pertanian dan peternakan warga, tetapi juga akan menghadirkan kuliner khas kampung serta potensi wisata edukatif di tengah area pertanian. Kehadiran program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkenalkan potensi lokal kepada masyarakat luas,” pungkasnya.
#gapoktanmaluhu
#petanitenggarong
#pertanianberkelanjutan
#kemandirianpangan
#petanimudabangkit
#agrowisatamaluhu
#banggajadipetani
#ketahananpanganlokal
#petaniinovatif
#tanimodernmaluhu
#daridesauntukindonesia