Penulis: Muhammad Firza Akbar (Tenaga Ahli Peliputan)
Editor: Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI menyelenggarakan Sosialisasi Aksi Konvergensi 2025 secara daring pada hari Kamis, 17 April 2025. Sosialisasi tersebut melibatkan perwakilan Bappeda, Dinas Kesehatan, DP2KB, Dinas PMD, dan OPD Kecamatan terkait dari seluruh Indonesia.
Acara ini bertujuan memperkenalkan dan melakukan simulasi terhadap aplikasi web Aksi Bangda sebagai platform terintegrasi untuk memantau dan mengevaluasi program pencegahan stunting berbasis data akurat.
Simulasi aplikasi dipandu Tim Investing in Nutrition and Early (INEY) Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Anas yang menunjukkan fitur utama seperti analisis situasi berbasis data EPGBM Kemenkes, identifikasi kendala anggaran, hingga penandaan APBD secara real-time.
Dijelaskannya bahwa Kabupaten/Kota kini wajib menginput target RPJMD dan RKPD sesuai baseline daerah, sementara kecamatan bertugas melaporkan data sasaran (ibu hamil, baduta, balita) melalui verifikasi camat.
Doni dari Perwakilan Kemendagri RI menekankan bahwa Aplikasi web Aksi Bangda akan dirancang terintegrasi dengan SIPD dan Dukcapil guna meminimalisir duplikasi data. Dijelaskan bahwa penandaan anggaran stunting harus berfokus pada belanja langsung ke sasaran, bukan sekadar label subkegiatan.
“Setiap rupiah dana APBD yang dialokasikan untuk stunting harus transparan dan akuntabel. Prioritas utama adalah memastikan belanja langsung menyentuh sasaran, seperti peningkatan gizi ibu hamil dan balita, bukan sekadar label kegiatan di atas kertas,” lanjutnya.
Beberapa tantangan mengemuka dalam forum, seperti kesenjangan data di wilayah terpencil. Mudin, Perwakilan dari Bappeda Kepulauan Yapen di Papua, mengungkapkan kendala jaringan internet dan keterbatasan SDM di tingkat kecamatan. Menanggapi hal ini narasumber dari Kemendagri Imam menyatakan akan dilakukan pendampingan khusus oleh tenaga ahli regional untuk memastikan kesiapan daerah.
Baca Juga: NFA Fokus Diversifikasi dan Keamanan Pangan untuk Capai Swasembada
Perwakilan dari Tim Kerja Stunting Dirjen Bina Bangda Inin Apriani menegaskan pentingnya kolaborasi multisektor dan pemanfaatan teknologi untuk mencapai target nasional penurunan prevalensi stunting menjadi 18,8% pada 2025. "Keberhasilan kita tidak hanya diukur dari angka prevalensi saja, tetapi dari dampaknya bagi kesehatan dan kesejahteraan generasi masa depan. Mari bersama-sama kita wujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif, sejalan dengan visi Asta Cita dan tujuan pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk mempercepat revisi Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, disertai pelatihan berjenjang bagi OPD dan operator kecamatan. Dukungan video tutorial dan petunjuk teknis (juknis) telah disebarkan melalui platform digital untuk memastikan konsistensi implementasi di seluruh daerah.
#aksikonvergensi2025
#penurunanstunting
#transformasidigital
#kemendagriberkarya
#apbdtransparan
#dataakuratuntukgenerasi
#kesehatanibudananak
#danatepatsasaran
#indonesiabebasstunting
#generasiemas2045
#kolaborasidaerah
#teknologiuntukpublik
#kesehatanmasyarakat
#aksibangda