KALTIMNEWS.CO, Kukar – Pasca pemekaran dirinya sebagai kecamatan yang baru 1996 silam, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), terus bersolek diri. Sebut saja sejumlah peningkatan infrastuktur kini mulai dirasakan warga kecamatan tersebut sejak 5 tahun terakhir.
Meminjam data Kabupaten Kukar 2019 kemarin, kecamatan ini dihuni setidaknya lebih dari 9.139 Jiwa, jumlah ini menunjukkan jika wilayah yang merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang berada di Kukar tersebut memiliki penduduk yang paling sedikit diantara kecamatan lainnya.
Dalam sejarahnya, kawasan yang terdiri dari 7 desa ini memiliki dua kontur desa yang berbeda, seperti misalanya Desa Lebak Cilong, dan Desa Lebak Mantan yang memiliki kontur dataran tinggi sementara lima desa lainnya seperti Desa Muawa Wis, Desa Sebemban, Desa Melintang, Desa Muara Enggelam dan Desa Enggalam justru berada sebaliknya yakni berada di sepanjang aliran sungai dan danau Muara Wis.
Tak heran jika di wilayah ini memiliki pontensi perkebunan dan penghasil ikan yang cukup baik, mengingat letak demografi wilayahnya cukup memupuni dalam memberikan sejumlah hasil bumi yang melimpah bagi warganya.
“Dahulunya Muara Wis hanya dapat dikunjungi menggunakan transportasi air, namun kini masyarakat dengan mudah menjangkau berbagai wilayah dengan akses jalan darat. Meskipun pada dasarnya masih harus menyeberang mengguanakan kapal very di Kecamatan Kota Bangun,” ujar Camat Muara Wis Arianto kepada media ini yang ditemui beberapa waktu yang lalu.
Disebutkan Arianto jika dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya kondisi wilayah yang ia pimpin sekarang ini, mengalami perkembangan yang begitu pesat utamanya dalam hal pembangunan infrastruktur jalan.
“Dahulu semua desa di Muara Wis hanya bisa terhubung dengan menggunakan alat tranportasi air saja, namun kini enam desa sudah bisa kami lalui menggunakan transportasi darat meski masih ada jalan tanah namun saat musim kering semuanya sudah bisa dilalui kendaraan roda dua, sebagian diantaranya sudah bisa dilalui kendaraan roda empat kecuali Desa Muara Enggelam yang memang sebuah desa unik berada diatas air,” sebutnya.
Menurutnya pelbagai perkebangan yang terjadi di Muara Wis tidak lepas dari peran serta Bupati Kukar, Edi Damansyah beserta jajarannya yang terbilang bergerak cepat dalam melakukan berbagai pembangunan di segala bidang.
“Saya ingat betul, Bupati Edi Damansyah, rela menggunakan motor trail miliknya demi menemui sejumlah warganya diberbagai pelosok desa yang kala itu masih terisolir, saya bahkan tidak sempat membuat usulan pembangunan jalan kepada Pak Daman (Panggilan akrab Edi Damansyah), namun nyatanya pasca dirinya melalukan kunjugan itu, langsung jalan penghubung antar desa itu dibangun,” bebernya.
Atas hal ini dirinya mengucapkan apresiasinya kepada Bupati Kukar, Edi Damansyah, beserta jajaran yang telah ikut memperhatikan peningkatan kualitas di berbagai daerah khususnya wilayah Muara Wis.
“Alhamdulillah, berkah infrastruktur jalan yang terbangun. Dan hal ini tidak terlepas dari peran Bupati Edi Damansyah, yang ikut memerhatikan kondisi wilayah kami. Kini Hasil dari bumi Muara Wis, terutama sektor perikanan dan perkebunan sangat mudah dipasarkan bahkan para pembeli atau pedagang langsung datang bertemu dengan nelayan di daerah kami tanpa perantara sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini juga mendongkrak harga jual komoditas hasil bumi mengingat pembeli berani membeli dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya, ini disebabkan biaya yang mereka keluarkan tidak besar untuk tiba di lokasi untuk langsung membeli dari tangan pertama,” jelasnya
Di era industri digital 4.0 sekarang ini kata dia, masyarakat di wilayah Muara Wis, hingga kini masih belum semuanya bisa mengakses tehnologi berupa internet, bahkan kata dia, beberapa desa diwilayah tersebut belum bisa menikmati jaringan internet secara utuh.
“Kami berharap semoga kedepan Pemerintah juga dapat ikut membangun jaringan telekomunikasi lebih luas di wilayah ini, agar nantinya desa sejumlah desa dapat ikut menikmati layanan jaringan internet yang stabil, dengan demikian Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang sudah ada di tiap desa maupun produk ibu PKK dan UMKM juga bisa ikut dipasarkan secara online,” harapnya.
Pendemi Covid-19 yang melanda berbagai wilayah nyatanya tidak terlalu berimbas di wialyah ini, menurut Arianto, dampak pendemi virus mematikan itu, hanya terasa oleh warga saat awal penyebaran pandemi, hal tersebut dikarenakan lantaran masyarakat kala itu, diminta mengurangi aktivitas diluar rumah.
“Selain itu pendatang ataupun penduduk kami sendiri harus melalui pemeriksaan ketat untuk keluar masuk kawsan ini, akibatnya komoditas yang seharusnya bisa dipanen jadi terhambat, yang seharusnya bisa dijual tertahan penjualannya, hingga kini Muara Wis termasuk dalam salah satu kecamatan zona hijau di Kukar. Selam pendemi berbagai upaya kami lakukan seperti memberikan edukasi kepada masyarakatuntuk tetap mematuhi protokol Kesehatan, namun sekarang perekonomian masyarakat di wilayah ini sudah tidak berdampak lagi dari pendemi tersebut,” sebut Arianto.
“Sinergitas para Kepala Desa (Kades) menjadi poin utama, sehingga program Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kebupaten (Pemkab) bisa bersinergi. Bahkan pasca relaksasi tatanan kehidupan baru atau new normal kami tetap memperketat penerapan protokol kesehatan. Hal ini kami lakukan demi mempertahankan wilayah ini untuk tetap menjadi wilayah zona hijau,” pungkasnya. (*)
Penulis : Arief