
Penulis / Fotografer : Adi Listiono (Analisis Infrastruktur)
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Kepala Bidang Aplikasi Informatika (APTIKA) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Kartanegara Ery Hariyono secara resmi membuka pelatihan Networking Monitoring and Web Application Firewall. Pelatihan tersebut dihadiri Kabid Persandian Anggoro Prastowo dan diikuti ASN dan Tenaga Ahli Jaringan serta Persandian Bidang APTIKA Diskominfo Kukar di Hotel Ashley Wahid Hasyim, Jakarta mulai tanggal 2 hingga 3 Oktober 2024.
Pelatihan tersebut menghadirkan 2 narasumber yaitu Security Consultant dari Fortinet Indonesia Jevon Hura dan Security Consultant dari PT ECS Indo Jaya Zulfikar Fajar. Dalam sambutan Kabid Aptika Ery Hariyono menyampaikan bahwa pelatihan tersebut merupakan langkah awal mendukung terbentuknya Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kabid APTIKA Diskominfo Kukar Ery Hariyono menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan Pemerintah Daerah dalam menghadapi ancaman siber. Disampaikannya bahwa pelatihan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Kartanegara untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam menghadapi tantangan keamanan siber di era digital.
“Pelatihan Networking Monitoring dan Web Application Firewall sangat berkaitan dengan terbentuknya CSIRT. Ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan keamanan siber di Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Banyak daerah telah membentuk CSIRT, tetapi seringkali hanya sebatas formalitas tanpa implementasi optimal,” ungkapnya.
“Tantangan utama bukan hanya membentuk tim CSIRT, tetapi juga memastikan adanya kerangka kerja yang jelas serta penerapan SOP yang efektif. Selain itu, teknologi seperti Fortinet, khususnya fitur FortiAnalyzer, perlu digunakan secara maksimal untuk menganalisis log dan memantau lalu lintas jaringan, sehingga ancaman siber dapat dideteksi lebih dini,” jabarnya.
Diharapkannya pelatihan tersebut akan memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta terkait penggunaan teknologi keamanan siber. "Tim tanggap insiden harus mampu membuat analisis yang akurat dan mampu memproduksi laporan sebagai dasar pengambilan langkah preventif dan korektif. Ini bukan hanya tentang pembentukan formal, tapi juga implementasi nyata yang memastikan kelangsungan pemantauan dan respons insiden yang efektif. Saya berharap CSIRT Kutai Kartanegara akan menjadi lebih siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman siber, mampu menjaga keamanan data dan infrastruktur digital di lingkungan Pemerintah Daerah,” tuturnya.