Penulis : Muhammad Farhan Maulana (Tenaga Ahli Peliputan)
Fotografer : Istimewa
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyampaikan bahwa transformasi digital adalah kunci untuk memperkuat ketahanan nasional terhadap krisis iklim. Disampaikan bahwa kolaborasi antara sains, inovasi, dan digitalisasi menjadi pilar penting menghadapi ancaman yang kian nyata.
Baca Juga : Susun RKPD Tahun 2026, Pemkab Kukar Gelar Musrenbang Tematik dan Libatkan Kelompok Strategis
Hal tersebut disampaikan dalam Innovation Forum of Climate Smart Indonesia yang berlangsung di Jakarta Selatan pada hari Senin, 5 Mei 2025. "Teknologi menjadi perisai kita terhadap ancaman kesehatan yang disebabkan oleh iklim. Kita membutuhkan sains, kolaborasi, dan inovasi digital untuk mengatasi hal ini," ujarnya.
Baca Juga : Pemkab Kukar Ikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025
Disampaikannya bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan tropis sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti gelombang panas ekstrem, meningkatnya wabah penyakit, hingga bencana alam. “Untuk itu Pemerintah memaksimalkan penerapan AI dalam menyusun kebijakan berbasis data ilmiah dan akurat. Pada tahun 2022 tercatat lebih dari 443.000 kasus malaria di Indonesia. Proyeksi ekonomi bahkan menunjukkan bahwa dampak kesehatan akibat perubahan iklim bisa memangkas 1,89% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kita,” jelasnya.
Ditekankannya tentang pentingnya inovasi digital dalam sistem kesehatan, seperti pemantauan pasien jarak jauh dan dukungan digital untuk perawatan mandiri. “Teknologi ini dinilai krusial diimplementasikan untuk memperkuat sistem tanggap darurat dan peringatan dini, seperti E-WARS (Electronic Warning Alert and Response System) yang kini tengah dikembangkan,” ujarnya.
“Komdigi RI percaya kapabilitas transformatif dari AI harus dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup. Kita harus memanfaatkan kecakapan teknologi untuk mengubah krisis menjadi peluang. AI mampu memprediksi, mencegah, bahkan mengurangi dampak kesehatan terkait iklim, mulai dari deteksi dini hingga pencegahan wabah,” tuturnya.
Forum ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan seperti Kementerian Kesehatan RI, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Institute for Health Modeling And Climate Solutions (IMACS), dan Mohammed bin Zayed University of Artifisial Intelligence (MBZUAI). Tujuan forum tersebut untuk merancang solusi inovatif berbasis data dan AI untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
#komdigi
#digitaluntukiklim
#inovasiiklim
#teknologihijau
#peringatandinidigital
#indonesiatangguhiklim
#climatesmartindonesia