Penulis : Rizka Laeliana (Tenaga Ahli Peliputan)
Sumber : Rilis Pers Kemendagri RI
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Menjelang musim kemarau 2025, Pemerintah Pusat menginstruksikan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengoptimalkan pemanfaatan sawah tadah hujan sebagai bagian dari strategi swasembada pangan nasional. Instruksi tersebut disampaikannya dalam Rapat Koordinasi (rakor) Percepatan Swasembada Pangan yang digelar secara hybrid dari Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa, 3 Juni 2025.
Turut hadir dalam rakor tersebut perwakilan dari Kemendagri, Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), serta Kepala Daerah dan jajaran Dinas Pertanian dari seluruh Indonesia yang mengikuti secara daring. Rakor tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergi antarinstansi dalam menghadapi tantangan produksi pangan saat musim kering.
Baca Juga : DWP Kukar Gelar Musda ke-V, Dorong Peran Strategis Istri ASN dalam Pembangunan Daerah
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri RI Tomsi Tohir menekankan pentingnya kejelasan teknis dalam pelaksanaan program di lapangan. Ditekankan perlunya kepastian mengenai bentuk bantuan, waktu pelaksanaan, nilai dukungan, serta siapa yang menjadi pelaksana, apakah Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. “Hal-hal ini harus jelas agar tidak menimbulkan kebingungan di daerah. Kita perlu pastikan setiap pihak memahami perannya dalam menjalankan program,” tegas Sekjen Kemendagri.
Baca Juga : Asisten II Kukar Buka Musda DWP ke-V: Dorong Perempuan Jadi Pilar Pembangunan
Dari sisi teknis pertanian, Sekjen Kementan RI Ali Jamil menyatakan bahwa Pemerintah menginstruksikan seluruh sawah di Indonesia ditanami padi, bukan komoditas lain, demi mendukung target swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto.
“Saat ini masih banyak lahan sawah yang dialihfungsikan untuk tanaman jagung dan tembakau saat musim kemarau, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengalihan fungsi sawah ini harus dihentikan. Untuk itu perlu dukungan penuh dari Pemda dan aparat TNI-Polri untuk memastikan sawah-sawah ini dimanfaatkan optimal untuk padi,” jelas Mentan RI Ali.
Disampaikan bahwa Kementan RI telah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), termasuk pompa dan pipa untuk mendukung program irigasi dan pompanisasi. Dijelaskan bahwa sawah yang berada dekat sungai menjadi prioritas dalam proyek ini agar bisa tetap produktif meskipun curah hujan minim. “Dengan sistem perpipaan gravitasi, air bisa mengalir dari dataran tinggi ke sawah tanpa memerlukan pompa. Ini lebih efisien dan mudah diterapkan,” tambahnya.
Disampaikan bahwa Pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan rawa dan pengembangan padi gogo di daerah potensial seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Papua Selatan. “Saat ini, lebih dari 1 juta hektare lahan rawa di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui intervensi teknologi dan pengawasan yang lebih ketat, Pemerintah berharap dapat meningkatkan frekuensi tanam di sawah tadah hujan dari sekali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun. Jika ini berhasil, maka kita akan melihat peningkatan produksi beras yang signifikan, terutama pada periode Juni hingga September nanti,” pungkasnya.
#kemendagri #kementan #swasembadapangan #sawahtadahhujan #pertanianindonesia #musimkemarau2025 #optimasilahan #ketahananpangan #tingkatkanproduksiberasnasional #bantuanalsintan #bantuanirigasi