Dengan ditambahnya sasaran vaksinasi tahap 3, capaiannya rendah dan secara umum terjadi di semua daerah. Kutai Kartanegara baru tercover 16 persen. Untuk sasaran lansia cakupannya pun rendah padahal mereka adalah kelompok masyarakat rentan.
Dalam pelaksanaan vaksinasi ini, kami sebagai vaksinator atau pelaksana kegiatan vaksinasi siap dan mampu melakukan vaksinasi sebanyak 4.000 perhari. Tapi yang kita hadapi adalah kelangkaan vaksin.
Kita sering berhenti melaksanakanan vaksinasi karena vaksin belum tiba di tempat, dan untuk Kutai Kartanegara yang terdiri dari 18 kecamatan dan 32 fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan geografis yang sangat bervariasi tidak bisa disamakan dengan darah lain.
Kami berharap Pemerintah pusat tidak menganggap bahwa seluruh Indonesia itu sama karena ini mempengaruhi distribusi dan waktu distribusi vaksin. Kami berharap agar distribusi ini lebih diperhatikan lagi dengan melihat karakteristik geografis masing-masing wilayah. Permasalahan keterlambatan distribusi atau ketersediaan vaksin dari pemerintah pusat membuat cakupan vaksinasi rendah termasuk cakupan vaksinasi untuk masyarakat2 rentan.
Hal ini yang menimbulkan angka kematian yang tinggi. Data yang ada di RSUD A.M. Parikesit , pasien yang meninggal ternyata 95 persen belum mendapatkan vaksinasi. Peran vaksinasi sangat besar. Ketika masifnya serangan varian delta ini, kita mengalami kelangkaan vaksin.