Sejak pagi hari jalan Diponegoro Tenggarong telah ramai. Banyak masyarakat berkumpul di depan Museum Mulawarman hingga Pasar Seni. Sultan Kutai, pejabat dan kerabat kesultanan, BUMN, BUMD, para pimpinan dan pejabat Pemda/ OPD serta staf hari ini (29/9/22) melakukan beseprah.
Beseprah dalam bahasa Kutai artinya makan bersama sambil duduk bersila di atas tikar. Beseprah sebagai bagian dari dimulai pukul 08.00 sampai 09.30 WITA dengan menggelar terpal biru dengan dilapisi kain putih.
Berbagai jenis makanan tradisional siap dihidangkan dan disantap bersama masyarakat. Nasi kuning, nasi putih lengkap dengan pirik cabek (sambal), nasi kebuli, ikan asin, gence ruan (ikan gabus goreng yang dilumuri sambal), botok, semor, bubur, sanga ubi (ubi goreng), jajanan khas Kutai seperti putu labu, serabai, untuk-untuk, roti gembong, buah-buahan dan aneka jenis makanan lainnya telah terhampar di atas kain putih. Masyarakat yang hadir duduk berkelompok mengelilingi hidangan yang telah disajikan.
Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin dalam sambutannya menyampaikan bahwa baseprah merupakan warisan budaya yang harus terus dikembangkan dan dilestarikan. “Beseprah merupakan magnet yang kuat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kukar,” ujarnya.
Sultan Aji Muhammad Salehudin Arifin mengatakan, “Baseprah sudah ada sejak dulu, menyatu antara rakyat dan Raja. Masyarakat dari mana pun kita terima !” sabda Sultan Kutai. Kemudian Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura Sultan Aji Muhammad Salehudin Arifin membunyikan kentongan diiringi Wakil Bupati, Ketua DPRD, Forkopimda Kukar, Sekda. Bunyi kentongan merupakan penanda baseprah diperbolehkan dimulai, saatnya menyantap makanan. Seluruh yang hadir dalam beseprah berantap bersama dalam suasana gembira, akrab, dan rukun dan nampak sesekali bergurau. Tidak ada lagi perbedaan tingkat sosial dalam beseprah.
Dimasa lalu beseprah diselenggarakan oleh Sultan sebagai jamuan kepada rakyatnya dengan menyuguhkan aneka hidangan makanan. Jamuan tersebut merupakan simbolisasi harapan dan doa yang dipanjatkan oleh Sultan agar dapat menjadi pemimpin yang selalu mengayomi masyarakat.