MUARA BADAK- Kecamatan Muara Badak merupakan kawasan pesisir di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang memiliki potensi perikanan luar biasa. Belum lama ini, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kaltim mengajak sejumlah wartawan untuk berkunjung ke kolam penampungan "Benur Idaman" milik warga, Sabtu (10/10/2020).
Kepala Dinas Kominfo Kukar Bahteramsyah mengatakan, kemitraan ini dibangun agar konten berita dari rekan wartawan lebih optimal dengan mengedepankan kualitas menjalankan perannya dalam melakukan penyebarluasan informasi tentang potensi daerah yang ada di Kecamatan Muara Badak dan Kutai Kartanegara secara umum.
“Kepercayaan publik itu dicapai lewat informasi dan komunikasi yang dilakukan secara transparan dan akuntabel. Tujuannya, agar dapat membantu pemerintah daerah memperkenalkan potensi daerah yang ada,” kata Bahteramsyah.
Pria yang akrab disapa Bahteram ini mengungkapkan agar konten-konten berita yang disuguhkan lebih optimal dan mengedepankan kualitas sehingga kerja sama yang dilakukan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak, yakni pemerintah dan media massa, apalagi peran Kominfo sebagai corongnya informasi daerah.
Sementara itu, Mursalim dan Subhan bersaudara selaku pemilik usaha Benur Idaman yang bergerak pada penyediaan bibit benur udang windu dan bibit nener ikan bandeng mengatakan, Kecamatan Muara Badak adalah salah satu kecamatan di wilayah pesisir yang secara geografis berhadapan langsung dengan Selat Makassar.
Daerah ini merupakan salah satu pemasok utama sektor perikanan laut ke kota-kota besar di Kalimantan Timur, baik itu hasil perikanan tangkap ataupun hasil perikanan budidaya.
Lebih jauh ia mengutarakan terkait tahapan pengolahan tambak mulai dari Tahap Persiapan, Tahap Penebaran Benur, Tahap Pemeliharaan dan Tahap Panen dan Pasca Panen.
Lebih lanjut Mursalim menerangkan bahwa mereka menerapkan konsep silvofishery atau yang saat ini dikenal dengan sistem organik yang lebih ramah lingkungan. Menurut Mursalim, Silvofishery adalah ekosistem hutan bakau mangrove untuk kegiatan budidaya perikanan tanpa mengganggu kelestarian dan fungsinya.
“Metode budidaya ini dilakukan pada area-area bekas tambak yang akan kembali ditanami mangrove. Lahan ini kemudian secara bersamaan dimanfaatkan untuk budidaya benur udang windu, dan bibit nener ikan bandeng,” ujar Mursalim.
Adapun fungsi mangrove itu sendiri, kata Muslim, adalah untuk menjaga stabilitas suhu dan pH serta kualitas oksigen dalam air; sebagai tempat berteduh; sebagai biofilter; sebagai sumber pakan; dan sebagai sumber unsur hara dari tanah, baik sebagai ion maupun sebagai bagian zat hara, di mana zat hara sendiri merupakan zat yang diserap oleh tanaman dalam bentuk gas dan cairan melalui daun dan akarnya.
“Melalui usaha ‘Benur Idaman’ ini juga kami bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan di mana kami bertugas menerima bantuan bibit dari pemerintah, lalu kami lakukan proses sebagaimana mestinya untuk selanjutnya diserahkan kepada petani tambak yang berhak menerimanya, jadi bantuan tidak langsung ke petani seperti selama ini, melainkan kita proses dulu melalui shelter yang ada agar bibit bantuannya berkualitas baik dan tidak gampang gagal panen,” bebernya.
Rencana ke depan, lanjut Mursalim, di lokasi yang dikelola seluas 10 Ha ini, akan dibangun sebuah sekolah alam yang berkonsep edu tourism agar anak anak petani tambak bisa bersekolah dan para ibu petani tambak juga mendapatkan pelatihan, seperti menjahit, agar bisa meningkatkan kualitas SDM dan menambah pendapatan ekonomi masyarakat setempat, khususnya di lokasi area kolam penampungan tersebut.
Mursalim berharap tambak Benur Idaman ke depannya akan dijadikan tempat pelaksanaan studi banding dan wisata edukasi, baik instansi pemerintahan, Perguruan Tinggi, kelompok budidaya udang, sekolah dan sebagainya.
Ia berharap kepada jurnalis agar membantu mempublikasikan kepada dunia luar agar keberadaan pengelolaan kolam penampungan Benur Idaman di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kukar, lebih dikenal secara lebih luas. (*)