ASN Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara terpilih untuk mengikuti pelatihan Municipal Spatial Data Infrastructure (MSDI). Pelatihan tentang platform management informasi spatial yang diselenggarakan Bappenas RI tersebut dilaksanakan pada 30 Mei – 9 Juni 2022 di Hotel Grand Hyatt Jakarta dan Hotel Novotel Bogor.
Kukar adalah salah satu dari 7 kabupaten/ kota yang dipilih Bappenas RI untuk mengikuti pelatihan tersebut. Peserta yang lain dari Bappeda Kota Makassar, Malang, Palu, Palembang, Banjarmasin, dan Samarinda. Selain pihak Pemda, peserta yang lain adalah Badan Informasi Geospasial, BAPPENAS, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Universitas Mulawarman (UNMUL), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Yayasan Lokahita.
Pelatihan MSDI tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Tata Ruang, Pertanahan dan Penanggulangan Bencana Kementerian Perencanaan Pembangunanan Nasional (PPN / Bappenas) bekerjasama dengan City Planning Labs (CPL) Bank Dunia.
Pelatihan yang berlangsung selama 9 hari tersebut menghadirkan pemateri dari Bank Dunia (World Bank). Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan fasiltas modul materi dan penerjemah bahasa. Sebelum berangkat, para peserta diwajibkan melakukan tes antigen dan dipastikan dalam kondisi sehat.
Materi pelatihan MSDI terbagi menjadi 2 sesi, yakni Leadership Session “Towards Data Revolution.” Sesi ini untuk Pengambil Keputusan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan membangun komitmen dalam implentasi MSDI. Materi yang dibahas adalah tentang pentingnya membangun ekosistem data dalam perencanaan pembangunan, manfaat implementasi infrastruktur data spasial, dan pentingnya pengelolaan data dalam memperkuat perencanaan kota (Evidence-based urban planning).
Sedangkan sesi MSDI Technical Deep Dive untuk pejabat teknis Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi dan stakeholder terkait. Kegiatannya berupa diksusi teknis implementasi Infrastruktur Data Spasial Perkotaan ( Municipal Spatial Data Infrastructure – MSDI ) dengan materi seperti Fondasi dan Peran MSDI, Roadmap MSDI dan Implementasi, Simpul Jaringan dan Urban Planning Tools dan Pengalaman Kota dalam implemtasi MSDI.
Direktur Tata Ruang, Pertanahan dan Penanganan Bencana BAPPENAS Sumedi Andono Mulyo dalam sambutannya menjelaskan bahwa persoalan kota semakin kompleks, saling berkaitan antar sektor, antar waktu ( intertemporal dynamic ), dengan dampak lintas lokasi. Dijelaskannya bahws persoalan kota semakin mengaburkan batas-batas administrative.
Dikemukakannya bahwa saat ini kesadaran akan pentingnya data digital, spasial, dan sistem informasi sudah tumbuh di banyak Pemerintah Daerah. Namun demikian pengembangannya masih terpisah-pisah dimasing masing daerah (fragmented), sehinggal belum bisa mendukung respon kebijakan yang komprerensif.
Di samping itu juga terdapat masalah dalam standarisasi, updating, dan maintenance. Diterangkannya, "Selama ini banyak salah pemahaman, seolah-olah kalau sudah membangun aplikasi dan sistem informasi maka dipandang sudah selesai/cukup dan sudah jadi smart city. Seharusnya terus dikembangkan ke arah smart utilization, smart planning, smart coordination, dan smart policy response," jelas Sumedi.
"Dari realitas tersebut pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam memanfaatkan informasi geospasial dalam perencanaan pembangunan dan manajemen perkotaan," jelasnya.
Ditambahkannya bahwa MSDI sangat relevan untuk membangun ekosistem data dan informasi yang berorientasi pada pengembangan kapasitas di tingkat lokal secara berkelanjutan, yang bertumpu pada pilar-pilar kelembagaan, SDM, data yang akurat dan terstandarisasi, serta sistem yg memfasilitasi proses penyimpanan dan berbagi pengetahuan.
Sumedi berharap ke depan MSDI bisa menjadi media peningkatan kualitas peran masyarakat dalam forum penataan ruang, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dan kolaborasi untuk kesiapsiagaan/mitigasi bencana. Disampaikannya bahwa MSDI dapat dimanfaatkan sebagai media kerjasama antar kota, khususnya yang bertetangga dan berbagi ekosistem (SDA, DAS) dan prasarana publik regional (TPA, PDAM, transportasi masal).
Plt. Kepala Bappeda Kukar Syarifah Vanesa Vilna menjelaskan bahwa peserta pelatihan ini dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu kategori Pengambil Keputusan yang merupakan pejabat senior setingkat Eselon II. Maka setiap institusi diwakili oleh 1 orang dan dari Kukar diwakilinya. Kategori kedua adalah Staf Teknis, yaitu Pejabat Teknis setingkat Eselon III. Untuk Kukar diikuti Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (P3D) Saiful Bahri.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Daerah Kukar Saiful Bahri menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan MSDI terdapat 4 pilar dalam pengelolaan dan pemeliharaan data geospasial. Pilar tersebut adalah Institutional Arrangements, People, Data, and Systems (IPDS).
Dikatakannya bahwa "Kerangka kerja IPDS diperlukan untuk mengimplementasikan MSDI secara efektif. Dijelaskannya bahwa
masing-masing pilar memiliki produk yang skalabel, gesit, dan dapat direplikasi dan
dapat digunakan untuk mengembangkan MSDI di kota mana pun di seluruh dunia," ujarnya.
Dalam release tentang MSDI, Bappenas RI menjelaskan tentang posisi sentrum data.
Dijelaskan bahwa data merupakan sebuah infrastruktur. Sangat penting membangun dan mengelola data geospasial secara efektif. Dengan demikian akan memungkinkan bagi kota untuk merumuskan rencana dan kebijakan dengan mengalokasikan sumberdaya yang terbatas secara efisien untuk warganya.
Dijelaskan dalam release Bappenas RI bahwa City Planning Labs (CPL) dari World Bank telah melakukan pendekatan ekosistem untuk mendukung pemerintah kota untuk mengembangkan dan
mengoperasionalkan Municipal Spatial Data Infrastructure (MSDI). MSDI adalah sebuah platform yang memungkinkan informasi geospasial dapat diatur, dibagikan, dan dimanfaatkan untuk mengatasi
banyak tantangan pembangunan berkelanjutan.